Detik | Detik

  • 0

gambar, pertama kali kita bersentuhan

2011

Kali pertama di dunia maya. Berteman di facebook sejak Februari 2011. Via koneksi internet kami bertemu-cakap, sehari-hari. Seakan akrab dengan pribadi masing-masing lewat tulisan-tulisan di inbox facebook. Berbulan lamanya lalu lalang dengan sengaja di depan kantor yang ternyata bukan tempat ia bekerja. Dag dig dug saat di lampu merah, melihat sejenis yang ternyata bukan, hanya karena potongan rambutnya hampir sama. Euforia pertama mendapat paket dari Pak Pos. Tukeran lagu, berbicara tentang Sudjiwotedjo. Selalu mengundang tanya, "Apalagi yang kalian rencanakan?" kata mereka yang menganggap kami gila dan aneh. Request-an pertama sebuah 'kosong dari Monty Tiwa' di radio, etc.

2012...

Ada hati, patah yang konyol. Masih juga tak pernah bertemu. Kami yang terlalu asyik dengan rencana-rencana pertemanan tanpa empat mata-an ini, terus mengalir. Di suatu sempat, ada ingin untuk bertemu. Namun tak pernah (terealisasi). Penganut naturalism, hehehe... Hingga suatu siang yang mendung, kami yang tak pernah saling menjabat hangat tangan, tanpa sengaja berada di satu titik yang sama. Sadar pun tidak, (saya tidak, Anas iya), di tengah pikuk acara Ijen Festival 2012, berdiri Anas yang mencium dan mengetahui keberadaan saya. Ya, dia enggan membuat garis menuju titik dimana saya sibuk memotret bule-bule. Ketikanya, adalah ratusan hari kami saling mengenal di dunia maya, tanpa pernah tahu di dunia nyata yang rupanya jelas-terpampang. :|

Di beberapa detik itu, langit tetap mendung. Saya bungkam, membekap mulut dengan tangan, ketika seorang teman memukul sebuah bahu dari belakang, "Hey, Nas!" pemilik bahu menoleh dan didetik berikutnya aliran darah saya menghangat sampai ke ujung-ujung jari. Entah senang juga terkejut, sekali! "Hah! Ya Allah, Anas!?" seakan tak ingin percaya, tapi ia adalah yang saya akrabi setahun terakhir di dunia maya. Yang deminya, saya tak mau-ingin jauh-jauh dari layar dan internet. Ekspresi kami berdua, orang-orang sekitar kami, yang saat itu seakan turut berbahagia, turut terkejut dan gugup, atas pertemuan pertama kali. Sentuhan hangat entah dingin karena nervous, dijabat tangan pertama kami. Saya tidak ingin percaya, tapi ketika saya pun saat ini mengingat detik-detik pertemuan perdana kami di dunia nyata, "atmosfer gila-nya" masih bisa saya rasakan. Tentunya dengan nyengir kuda. =D

Lalu, setelahnya ada episode-episode seru. Masih tentang pertemanan saya, Anas dan juga tikus-mati. Diabadi disini, untuk siapapun kelak yang ingin membaca-baca sebuah keseruan yang tak pernah terencanakan. Diatas adalah pertemuan pertama kali saya dan Anas di dunia nyata. Wajah-wajah gugup dan saya yang salah tingkah. Ini kenangan, Nas.. kenangan! :)))))

Kamu, bisa melanjutkan cerita versimu dibawah paragraf ini. Dan juga, apa kamu tidak merasa aneh denganku yang sudah berhenti cerewet di facebook, twitter, lalu sekarangan cerewet di blog? Merasa tidak? Nyaris setiap hari ada saja yang ingin aku tuliskan. Pffftt... Ini pun, aku sudah lama ingin share kisah di balik foto kita itu. Cuma tak pernah ada sempat. Hanya saja, karena beberapa jam tadi hujan deras, aku terjebak dan hanya tersedia kopi, keripik, kipas angin, layar dan koneksi internet, maka kutuliskan saja apa yang jadi running text di kepala. Yang lewat-lewat kusambar. Aku rugi hari ini.. :( Ibuku cuek, aku men-cuekinya balik. Eh, Ibunya marah.. Aku malu mau minta makan, padahal laparku 3x datangnya dalam sehari. Jadilah aku seharian ini makan diluar dan tak pulang-pulang. Aku malas berseteru dengan Ibu, Nas. Dapatnya dosa, tapi kadang aku tidak bisa mentoleransi sebuah ke-sebel-an yang bukan aku penciptanya! Tauk deh! Ini tulisan jadi meracau kemana-mana.

(_ _')

Oh iya, yang ini kamu tambal sulam ya.. :)

bersambung di Anas...

No comments:

Post a Comment